Menjadi Emak, Menjadi Cerdas dengan Membaca Koran Kaltim

Koran Kaltim

MELAWAN HOAKS DENGAN MEMBACA KORAN

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 siang. Atau Anda masih menganggap pukul 10.00 itu masih pagi? Karena dengan seabreknya aktvitas yang dimulai dari saat buka mata, maka pukul 10 itu sudah terasa siang bagi saya. Pagi setelah menjalankan shalat Subuh, saya harus bergegas menyiapkan si kecil bangun dan bersekolah daring. Sambil menemaninya, saya juga berkelebatan di dapur menuntaskan menu harian. Setelahnya, membereskan rumah tidak mungkin diabaikan. Pada pukul 9.00, si kecil masih melanjutkan program mengaji, hingga menjelang pukul 10.00 barulah saya bisa menyelonjorkan diri, sambil membuka gawai. 

Kebiasaan santai berdampingan dengan gawai ini tentu bukan milik saya pribadi. Kita semua yang memiliki gawai telah teradaptasi dengan aktivitas ini. Gawai adalah gerbang menuju dunia digital. Aplikasi yang paling sering saya buka untuk pertama kali adalah WhatsApp. Jawabannya sederhana, karena WhatsApp yang saya akses tidak membutuhkan log masuk, sebagaimana saya melakukan log keluar pada beberapa aplikasi media sosial. Lagi, saya mendapat banyak informasi dari grup-grup WhatsApp (WAG). Saya yang lebih banyak di rumah ini, menjembatani diri menuju dunia luar dengan berita-berita dari WAG. Sayangnya, berita yang dibagikan di WAG kerap berisikan hoaks. Eit, saya tentu tidak sendiri bukan? Anda juga pasti pernah mendapatkan lemparan informasi baik panjang maupun secuil, potongan video tanpa sumber, gambar yang tidak diperjelas dengan tulisan, yang setelah ditelusuri semuanya adalah hoaks alias berita palsu. 

Saat balik ke media sosial, seperti Facebook, ternyata banyak juga lingkaran pertemanan yang membagikan berita tidak benar, bahkan hingga viral. Menyedihkan ya. Ada hal yang harus kita ingat, bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang tidak mudah mengakses berita-berita benar, baik karena faktor usia, maupun karena kesulitan memahami teknologi, dan ada orang yang berasumsi bahwa apa pun yang diakses dari teknologi adalah benar. Lihat saja film pendek 'Tilik' 2018 karya Wahyu Agung Prasetyo, Anda akan menemukan mak-mak yang menganggap internet selalu benar. Saya cukup yakin, bahwa kita pun pernah membagikan berita hoaks. Ini wajar, kita ‘hidup’ di dunia baru, dengan pendistribusian informasi yang masih asing pada awalnya dan aturannya yang berjalan secara bertahap. Saya menyebutnya dinamika belajar.

Syukurlah dengan bergulirnya waktu, saya melihat adanya perubahan dalam diri orang-orang yang saya kenal untuk lebih tepat dalam berbagi informasi. Saya mengamati berita-berita yang dibagikan mereka dewasa ini, jauh lebih baik, dengan menyertakan sumbernya, dengan memperjelas apa yang disampaikan.

Bagaimana cara menyoroti bahwa berita yang dibagikan tidak benar?
Sebenarnya pertanyaan ini memiliki beberapa jawaban, tergantung informasi tersebut disampaikan dalam bentuk dan bagaimana disampaikan. Saya pernah menemukan sebuah video yang menembus pesan pribadi. Video itu berisi tentang peringatan bencana alam. Video itu memang benar, maksudnya bukan merupakan hasil sunting, namun teks yang menyertainya tidak benar. Kombinasinya dapat menyebabkan simpang siur dan kericuhan di masyarakat. Dulu, tindakan yang biasanya saya lakukan adalah melakukan pencarian melalui situs pencari. Sayangnya kondisi ini memakan waktu. Sekarang, bahkan laman-laman awal situs pencari lebih banyak berisi situs-situs promosi. 

Upaya lain yang saya lakukan adalah memverifikasi kebenaran melalui portal berita yang kredibel.  Caranya dengan menunda informasi yang saya dapatkan, kemudian mengorelasikan dengan berita-berita di media massa daring. Membuka akses ke sumber valid adalah satu dari tindakan cerdas. Karena kecerdasan seseorang dapat disoroti dari kemampuan dan hasratnya membaca. 

Jika hoaks bisa saja terjadi di sekitar kita, lingkungan kita, maka lawanlah dengan mendampingi diri bersama sumber valid setempat. Saya tinggal di Kalimantan Timur, saya mengakses KoranKaltim.com sebagai rujukan.

CERDAS DENGAN MEMBACA KORAN KALTIM


Jauh sebelum penetapan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) oleh Presiden Jokowi pada 2019, bergulir kesimpangsiuran. Saya ingat sempat berdiskusi dengan beberapa teman asal provinsi-provinsi di Kalimantan tentang kebenaran pemindahan IKN dan provinsi mana yang akan dipilih nantinya. Sebagai warga Balikpapan, saya juga cemas akibat desas-desus yang kurang bisa ditarik kebenarannya. Desas-desus yang lebih banyak membuat deg-deg-an, dan telinga gerah. Padahal dengan mengakses KoranKaltim.com dapat ditemukan berita bahwa pemindahan IKN pada saat itu masih tahap survei http://www.korankaltim.com/read/undefined/1679/pemindahaan-ibu-kota-negara-baru-tahap-survei

Bagi saya, dengan mengakses berita dari sumber valid, ini akan meminimalisir rasa cemas. Saya paham, bagaimana pun saya tidak bisa menampik opini orang, ketika semua orang bebas untuk mengungkapkan dan berbagi pendapatnya. Saya tidak bisa menyangkal di sekitar saya opini-opini negatif dan ketakutan dapat dengan mudah terbentuk. Apalagi lingkup emak-emak, yang katanya kalau sudah berkumpul, obrolan pertama adalah curhat keluarga, setelahnya gosip, seterusnya gosip, selebihnya gosip lagi. Katanya lho ya. Maka menjadi upaya saya untuk membentengi diri dengan sumber-sumber info yang sahih, agar tidak galau setelahnya. 


PENGALAMAN SAAT MENJADIKAN KORANKALTIM.COM SEBAGAI SUMBER BERITA

Mengapa membahas hoaks di awal ? Iya kenapa ya? Lho, malah balik nanya. 

Begini, berita palsu bukan asupan baru bagi indera kita. Sejak dahulu setiap ada informasi muncul, yang mewabah adalah isu-isunya. Yang santer terdengar bukan faktanya, tapi bumbu-bumbu fakta itu. Apinya belum terlihat, asap sudah ke mana-mana. Dulu, kita menyerap informasi yang tepat dari koran. Menunggu di pagi hari ketika diantar, sambil menyesap kopi pagi dan menggigit roti. Terasa jadoel sekali ini ya. Kita melumat beritanya sambil menganggukkan kepala, merasa cerdas, dibanding yang mereka belum membaca koran, dibanding berita TV yang hanya sepenggal. Dari situ kita bisa menganulir isu-isu menyesakkan, “Ah, ndak benarlah itu. Ini, di koran disebutkan begini bla... bla... bla....” Jika Anda hidup pada tahun 90-an seperti saya, mungkin bisa membayangkan situasi ini. Intinya, hoaks bukan barang baru. Lahir dengan nama baru, merebak di era kini. Era digital. Era yang sukar membendung informasi apa saja. Era yang membentuk koran menjadi kortal : koran digital, layaknya KoranKaltim.com

Jadi, apakah fungsi koran hanya untuk menangkis hoaks ?
Tentu tidak. Koran juga bisa menjadi inspirasi hidup dan gaya hidup (life style), menilik perkembangan bisnis, menyusun ide, mencari pembelajaran, berbagi di kolom opini, dan dapat menjadi bahan bersosialisasi. 

Sementara hoaks adalah fenomena yang perkembangannya lebih masif dewasa ini. Akibat hoaks, kita dapat menderita kerugian baik materiil maupun non materiil. Perlu digarisbawahi bahwa hoaks merambah di segala lini bidang, karena itu diperlukan ke-valid-an informasi. 

Izinkan saya berbagi kisah-kisah situasi : 

Sejak disebutkan kasus perdana Covid–19 di Indonesia, alur hidup saya mengalami perubahan. Anda juga demikian? Khususnya pada awal penanganan, saat protokol demi protokol diterapkan. Saya serasa berkejaran dengan waktu, menyiapkan segala sesuatu demi kenyamanan keluarga. Setiap hari saya mengamati akun-akun resmi pemerintah, termasuk mengakses info di KoranKaltim.com, guna menjumpai berita valid. Di luar sana, stok masker medis dikabarkan menipis, hand sanitizer menghilang, kasus mereka yang positif Covid-19 pun bermunculan di Kaltim. Cemas? Pasti ada. Setelah itu, saya cukup senang karena menyempatkan membaca kisah Yuyun Nurhayati, mantan pasien Covid-19 yang telah sembuh. Kisahnya tertuang pada laman https://korankaltim.com/berita-terkini/read/29908/cara-jitu-yuyun-lawan-corona-di-tubuhnya. Dari pengalaman membaca kisah Yuyun di atas, perlahan turut meredakan kegelisahan saya, serta terbangun optimis dalam diri menghadapi hari-hari pandemi selanjutnya. Menjaga kesehatan mental tak kalah penting dengan menjaga kesehatan fisik.

Sekitar Juli 2020, ramai lagi kesimpangsiuran mengenai pedagang Pasar Rapak Balikpapan yang disebut positif Covid-19. Orang-orang ramai membahas apakah itu hoaks? Berapa jumlah kasusnya, dan apakah pasar ditutup atau tetap buka? Karena saya ada keperluan di pasar tersebut, maka berita pada laman http://www.korankaltim.com/read/headline/33966/breaking-news-covid-19-bentuk-klaster-pedagang-besok-pasar-muara-rapak-balikpapan-ditutup membuat saya berpikir, “Baiklah. Kita menunda ke Pasar Rapak sampai dibuka kembali. Semoga tetap aman dan semuanya sehat.” 

Lain lagi cerita baru-baru ini, setelah pengesahan UU Cipta Kerja ( Omnibus Law ) yang akhirnya memicu aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Saya pun penasaran seperti apa demo di Balikpapan ? Apakah kota ini tetap aman? Di titik mana saja terjadi unjuk rasa? Kemudian saya sempatkan lagi membaca artikel http://www.korankaltim.com/read/balikpapan/37258/demo-cabut-omnibus-law-di-balikpapan-diwarnai-aksi-teatrikal-dan-baca-puisi dan artikel semacamnya. Meski di rumah saja, saya merasa perlu tahu tentang apa yang terjadi di kota ini. 

Seperti saya katakan sebelumnya, dalam koran kita juga bisa menemukan inspirasi kok. Mengintip pada laman yang satu ini http://www.korankaltim.com/read/travel/37565/tak-cuma-pantai-dan-laut-ternyata-berau-juga-punya-wisata-batik-loh membuat saya menemukan ide tuk melakukan edutrip ke Berau. Tapi nanti, setelah cukup aman dan nyaman bepergian.
Koran Kaltim mobile
Belajar budidaya larva dari artikel KoranKaltim.com? Bisa


PENGALAMAN MENGENAL KORAN KALTIM 
Koran Kaltim, media yang lahir pada 22 November 2006 ini, sudah saya kenal dalam bentuk cetaknya. Hanya saja, saya jauh lebih banyak mengakses via situs resminya, yakni KoranKaltim.com. Media yang berkontribusi dalam mendistribusikan informasi ini memiliki tagline ‘Cerdas Bersama Rakyat'. Saya mengasumsikan semboyan ini sebagai bentuk kerendahan hati Koran Kaltim yang ingin menjadikan kecerdasan sebagai budaya yang mestinya dibangkitkan bersama-sama rakyat. 

Bagi saya, membaca itu mencerdaskan, dan salah satu aktivitasnya bisa dibentuk dengan membaca berita. Tapi, ada kiat yang harus Anda lakukan saat membaca berita

1. Jangan Terpancing Judul Provokatif 
Di zaman now kita mengenal clickbait. Beberapa berita memang sering menampilkan judul yang memancing. Tujuan judul tersebut dibuat agar kita mau membaca kontennya (isi). Sayang, sebagian orang justru terburu-buru memberikan penilaian. 

2. Baca Menyeluruh 
Masih berkaitan dengan kiat pertama. Kalau Anda terburu-buru dan hanya sempat membaca judul sebuah berita, maka ada baiknya menunda apa yang ingin Anda asumsikan. Baca menyeluruh hingga tuntas, tuntaskan apa yang sudah Anda niatkan untuk baca. Membaca menyeluruh juga baik untuk meresapi sebuah tulisan. 

3. Baca dari Sumber Tepercaya 
Ya, seperti pengalaman saya membaca Koran Kaltim di atas. Merekomendasikan diri dengan sumber-sumber berita resmi sangat penting. 

Hidup di era digital, membuat kita bisa melihat banyaknya sumber-sumber berita berseliweran. Hanya saja tidak semua bisa dipercaya, karena itu pilihlah sumber-sumber berita aman dan kredibel.

Bagaimana dengan Koran Kaltim ? 
Koran Kaltim adalah salah satu sumber berita tepercaya yang lahir di Kalimantan. Meski demikian, kolomnya tidak hanya memuat berita seputar Kaltim, pastinya memuat juga berita seputar nusantara, dunia, dan berita-berita yang sedang hangat diperbincangkan. 

Selain menghimpun berita lewat media cetak, dan websitenya, Koran Kaltim juga memberikan kesempatan untuk berlangganan berita lewat e-paper. Dengan tersedianya Koran Kaltim dalam bentuk digital, maka kemudahan akses pun bisa di mana dan kapan saja.

KoranKaltim.com, saluran informatif untuk rakyat, berisi berita seputar :
Nasional, Politik, Patroli, Pendidikan, Ekonomi Bisnis, Olahraga, Gaya Hidup
dan berita seputar Kaltim - Kaltara

KORAN KALTIM : EMPAT BELAS TAHUN MENCERDASKAN, STIMULAN DAN HARAPAN

Menginjak November 2020, tidak terasa Koran Kaltim telah berusia 14 tahun. Ibarat manusia, koran ini memasuki masa remajanya. Saya pikir, dengan banyaknya portal berita saat ini, sudah selayaknya mengapresiasi Koran Kaltim yang telah konsisten dengan perannya sebagai media aktif dan faktual. Pasti sudah banyak sepak terjang dan lika-liku dalam perjalanannya. 
Koran Kaltim, 14 tahun berjaya.

Ada yang menarik ketika membahas sepak terjang media di era berita persuasif, saat viral tak pelak dianggap sebagai tampuk tertinggi demi mengejar target pembaca. Ini lumrah, mengingat viral selalu linier dengan jumlah massa yang besar. Sayangnya, stimulan yang diberikan sering kali malah menjauhkan para pembaca dengan hakikat literasi, yakni menghasilkan manusia yang literat. Alih-alih mencerdaskan setelah membaca berita, para pembaca justru tergelincir dari substansi bacaan. 

Sebagai media yang menghimpun fakta, Koran Kaltim juga bertindak sebagai entitas bisnis. Di sinilah, penerapan slogan "Cerdas Bersama Rakyat" berperan menjadi elemen penting dalam kinerjanya. Ada dua unsur dalam cerdas, yaitu berkembangnya akal dan budi. Bila akal terkait dengan pola pikir, maka budi melibatkan pola sikap. Harapan saya dalam perjalanan Koran Kaltim akan mampu bersinergi dengan rakyat yang menjadi pembaca untuk sama-sama tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang cakap dan juga berkearifan. 

Apa hal menyenangkan saat menikmati KoranKaltim.com ?
Sebelum ngeblog (membuat konten), saya membuka web Koran Kaltim untuk menikmati susunan kata, mencari ide tulisan, memahami apa yang terjadi, membuka pikiran serta menyamankan hati. Sejauh ini, saya punya kenyamanan dalam menikmati portal KoranKaltim.com :
  1. Judul mudah dipahami.
    Judul sesuai dengan isi berita, tidak provokatif, tapi tetap nyaman untuk ditelusuri. 
  2. Sebuah berita tidak dipisah laman per laman.
    Berita lugas, serta tidak terpotong-potong. Saya bisa membaca berita dengan cukup menggulirnya. Satu berita yang terpisah laman demi laman dengan harus diklik terus menerus sering menyulitkan saya membacanya. Belum lagi jika terjadi gangguan koneksi. 
  3. Iklan tidak mengganggu.
    Iklan bukan persoalan. Tapi, iklan yang mengganggu akan menyusahkan membaca. 
  4. Update setiap hari 
  5. Layout web yang nyaman dan user friendly 
  6. Ringan juga untuk pengguna mobile

Apa harapan untuk Koran Kaltim (dot) com ?
Bertindak cerdas juga berarti mau membuka dua 'pintu', yakni memberi dan menerima. Memberi kepada rakyat, menerima dari rakyat. Sebagai penikmat Koran Kaltim via website, saya memiliki banyak harapan agar korankaltim.com ke depannya dapat lebih optimal, baik dari segi tampilan dan kemasan web, penyuguhan berita, serta pemanfaatan teknologi daring dan luring untuk para pembaca. 

Berdasarkan pengalaman saya mengakses websitenya, maka harapan saya untuk KoranKaltim.com yakni :
  • Setiap artikel hendaknya dibarengi dengan ‘berita terkait’ (related post). Selama ini "berita terkait" hanya mencantumkan "berita terkini".

  • Menyediakan indeks berita. Tombol pencarian terasa belum benar-benar optimal. Masih sulit untuk menelusuri berita pada waktu tertentu. Pada penggunaan smartphone, saya bahkan tidak tahu cara melakukan pencarian berita. Atau kesulitan ini hanya terjadi pada smartphone saya?
     
  • Berharap spirit ‘Cerdas Bersama Rakyat’ terimplementasi lewat bertambahnya kolom pada KoranKaltim.com.

  • Saltik. Setidaknya terdapat sedikit sekali penulisan typo dan penulisan yang belum sesuai kaidah. Jumlahnya memang sangat minim dan tidak sampai merusak pokok berita. Pada sebuah judul : "Hewan Kesayangan Harus di Vaksin ..." membuat saya bertanya mengapa penulisan 'di vaksin' terpisah ? Apakah 'vaksin' sebagai keterangan tempat ? Atau merupakan kata kerja pasif yang semestinya dirangkai? Saya tidak tahu.
sebuah saltik

Sebagai emak-emak rumahan, yang seringnya menambah pengetahuan lewat bacaan, maka besar harapan saya ketika membaca artikel akan tumbuh literasi. Dan sebagai blogger yang masih jauh dari impian, maka saya pun belajar dengan banyak membaca tulisan-tulisan mereka yang berpengalaman termasuk para jurnalis. Harapan itu pula yang saya pupuk ketika membaca Koran Kaltim yang seyogianya dapat menjadi acuan berliterasi. 
sambil ngeblog, sambil mencari inspirasi dari KoranKaltim.com

Di usia yang keempat belas, pasti sudah banyak suguhan dan kerja keras yang diolah. Saya punya harapan agar Koran Kaltim tetap berkembang dengan baik menjadi media kebanggaan masyarakat serta dapat menjadi media panutan. 
Teruslah melaju menjadi yang terbaik.


Aspirasi dan Literasi :

PEREMPUAN DAN UJUNG TOMBAK INFORMASI

Masih hangat di memori, pada awal Februari 2020 santer tersiar isu adanya kasus pasien suspect virus corona di Balikpapan. Impak penyebaran berita itu muncul ketakutan, isu tak sedap, dan menjalar ke hal lain. Pertanyaan demi pertanyaan muncul tentang siapakah yang telah menyebarkannya? Hingga kepolisian menangkap dua tersangka dan menyebut berita tersebut sebagai hoaks. Dua tersangka tersebut tak lain adalah perempuan. Ceritanya bisa Anda baca di sini : https://korankaltim.com/berita-terkini/read/28407/polda-tetapkan-dua-tersangka-kasus-penyebaran-berita-hoaks-virus-corona-di-balikpapan

Kasus perempuan dan penyebaran hoaks di Balikpapan bukanlah satu-satunya terjadi di negeri ini. Perempuan memang rentan dalam penyebaran hoaks. Usia perempuan yang banyak terpapar hoaks justru mereka yang telah membangun rumah tangga. Ya, emak-emak seperti saya ini. Hoaks kesehatan dan pendidikan adalah tema paling banyak dibagikan di kalangan emak-emak. Tindakan ini dilakukan bukan karena ada maksud ingin menabur kebohongan, tapi adanya hasrat untuk mengantisipasi dan ajakan berhati-hati, yang sayangnya tidak disertai pengetahuan mendalam tentang dunia maya, pemahaman tentang perilaku warga net, serta sumber dan cara kerja informasi bergerak. 

Sebagai media yang tumbuh dan cerdas bersama rakyat, Koran Kaltim berpeluang tepat menjadi bagian dari perkembangan literasi baca tulis hingga literasi digital tidak hanya untuk kalangan masyarakat umum, namun juga perempuan khususnya. Sebagai gambaran, dalam obrolannya para perempuan tetap dapat menjadi penyampai informasi dengan merujuk Koran Kaltim sebagai referensi. Mungkin saja dengan bertambahnya rubrik khusus perempuan, parenting, kuliner atau chit-chat bareng pembaca. Tentunya Koran Kaltim pun harus terus menjadi media massa yang senantiasa layak menjadi acuan dan melekat di hati hingga ke masa mendatang. Melalui momen 14 tahun, harapan itu digulirkan, sebagai perwujudan kasih sayang atas kontribusi Koran Kaltim selama ini.

Semangat untuk Koran Kaltim 
Selamat 14 tahun berjaya.
Semoga sukses selalu.

***

Salam,
Lidha Maul


========================
Catatan Tambahan :
urang = orang
terpercaya atau tepercaya ? https://kbbi.web.id/percaya
seyogyanya atau seyogianya ? https://kbbi.web.id/yogia

Sumber Bacaan :
http://www.korankaltim.com

==========================

0 Comments